Good friday, kemarin. Aku jalan-jalan sama temen. Bukan jalan-jalan yang seperti kalian bayangkan! Hehe,
Kita cuma ke muara angke terus ke pantai mutiara. Baru tahu, ternyata di muara angke berjejer tukang otak-otak yang jumlahnya gak bisa aku hitung dengan jari. Kita makan di lapak otak-otak yang 'berlabel' gorontalo. Ternyata ada juga tempat makan otak-otak yang menyengkan! Thank you, my dear friend :D
Kenyang makan otak-otak, kita ke pantai muara angke. Coba tebak, Ada apa di sana? Gak ada apa-apa! Haha, cuma angin yang berhembus kencang, matahari senja yang tertutup awan.
Perjalanan berlanjut ke pantai mutiara, lokasinya lumayan jauh sih dari muara angke. Berapa ya? Kurang lebih 1Km. Aku dikasih tau ada cafe yang cozy banget. Namanya Jetsky cafe. Di tempat itu juga menyediakan penyewaan jetsky, oh ya.. Ada juga club pecinta harley davidson. Pemandang dari cafe yang berada persis di pinggir pantai, nyaman banget. Tapi sayangnya, kemarin hujan. Jadi gak bisa melihat sunset, soalnya awan hitam udah kelihatan banget di cakrawala pantai. Overall, aku suka banget sama cafe itu.
Akhirnya, aku pisah jalan sama temen di daerah pluit. Aku naik busway dari halte pluit. Diluar dugaan, ternyata haltenya sepi banget. Bayangkan coba, aku cuma satu-satunya penumpang! Hehe, (gak usah dibayangkan, gak penting u_u)
Aku beli tiket, trus nunggu persis di depan tempat bus berhenti. Bersandar di pagar besi, menatap jalanan yang lengang sehabis hujan. Beberapa kendaraan berlalu lalang, busway yang mau aku naikin belum datang-datang. Satu menit, dua menit, lima menit berlalu tanpa aku bergerak sedikitpun. Petugas yang berada di dalam, keluar dari ruang tunggu dan menghampiri aku yang menyandar di pinggiran besi tempat busway lewat. Aku hanya meliriknya sekilas, waktu dia berjalan pelan-pelan melewatiku dari belakang. Posisiku tidak bergerak sedikitpun. Petugas cowok yang menghampiriku, dia bolak-balik di sebelah kananku. Aku risih sama langkah kaki petugas yang berisik. Mengganggu ketenangan aku banget! Jadi aku mengetuk-ngetuk besi dengan gelang yang ada di tanganku. "Teng.Tuk.Teng.Tuk"
Petugas itu berhenti mondar-mandir dan berdiri di samping kananku. Posisi aku, memang gak bergerak sedikitpun.Tapi, aku masih bisa melirik tanpa harus menggerakan kepala. Masa, jarak kita berdua terlalu aneh. Kurang lebih 30 Cm! Ngapain coba, tuh cowok deket-deket. Aku diam aja, pura-pura gak sadar dengan jarak yang dekat banget. Jadi inget sama kasus pelecehan di Bswy. Lima menit, Sepuluh menit berlalu. Akhirnya aku bergerak, yang langsung di sambut oleh tatapan petugas itu. Dia bertanya aku mau ke mana.
"Mau ke mana mba?" Tanya petugas yang berdiri persis di depan aku.
"Cawang." Jawabku singkat. Melihat cowok itu dari atas sampai bawah. Ternyata tinggi juga, dan wow! Lumayan cakep. Haha. <-- (Gak ada maksud apa-apa bilang kayak gini, hanya menggambarkan suasana aja. Hehe.)
"Klo mau ke cawang, gak bisa langsung." Cowok itu melanjutkan perkataannya. Mencari topik untuk dibicarakan.
Memang sih, berhasil menarik perhatian aku. "Loh, kenapa gak langsung. Tadi waktu saya berangkat. Bisa kok."
"Bisa sih ke cawang, tapi nanti turun di BNN-cawang. Atau kalau mau di Grogol 2. Dari sana bisa lanjut lagi ke cawang-uki." Cowok itu menjelaskan lagi. Kali ini sambil tersenyum.
"Oh gitu." Aku diam, mencoba mengingat rute pinang ranti-pluit.
"Nanti turun di BNN aja, soalnya setelah itu langsung masuk tol. Gak lewat Cawang-uki." Cowok itu berbicara lagi.
Aku udah terlalu ngantuk, jadi tidak terlalu menanggapi perkataannya. Hanya sedikit mengangguk. Syukurlah! Akhirnya bus yang udah aku tunggu, datang juga!
Waktu bus itu datang, tiba-tiba aja ada beberapa penumpang lain yang berdatangan. Dua atau tiga orang berlari-lari mendahului aku. Nyebelin banget sih, bus itu kosong. Sabar aja dikit gak bisa ya. Akhirnya aku membiarkan mereka masuk dulu. Setelah itu aku baru masuk dan duduk di bangku yang berada persis di depan pintu. Petugas halte dan petugas bus. Mengobrol beberapa hal, karena petugas halte meminta bus untuk menunggu sebentar. Ada beberapa orang yang sedang beli tiket. Biar sekalian katanya. Soalnya itu udah jam 8 malam.
Sekitar empat orang masuk ke dalam bus. Kedua petugas itu mengakhiri obrolannya. Bus sudah bersiap untuk jalan, petugas halte mengucapkan sesuatu sambil menunjuk ke arahku. Suara dia jelas banget. Sampai kedengeran sama aku.
"Nitip yang satu itu ya. Tolong dijagain baik-baik." Sebelum pintu sempat menutup, petugas halte menitip pesan pada petugas bus, Si petugas bus menatap aku sambil tersenyum. Aku langsung merasa aneh. Lebih aneh lagi, waktu pintu bus perlahan menutup. Si petugas halte menggambar bentuk 'LOVE' di atas kata yang berembun sehabis hujan. Saat pintu tertutup seluruhnya, aku langsung melongo, mengerutkan kening, menutup muka dan berpura-pura menguap karena ngantuk. Padahal, saat itu berusaha untuk menyamarkan tawa! Gimana gak ketawa! Posisi aku berada persis di depan pintu. Bentuk 'LOVE' yang digambar petugas itu, terlihat sempurna di depan mataku!
Sumpah! aku bener-bener merasa lucu banget dengan kejadian itu. Seandainya aku gak punya selera humor. Aku pasti udah menganggap sinis tindakan si petugas halte. Mungkin juga bisa ku bilang anarkis. Hehe, enggak segitunya juga kali...
Saturday, April 23, 2011