Entah karena aku lagi pelit ngasih rate bintang di atas tiga, atau emang aku kurang sreg sama gaya tulisan yang di beberapa kalimat dibuat seperti sudut pandang anak-anak. Kata-kata : Apalah, menggemaskan, Ah! aku Delisa nggak ngerti, dibuat agak imut tapi kesannya malah kayak orang dewasa yang kekanak-kanakkan. Lepas dari rate dua setengah bintang dari aku, Novel hafalan shalat delisa termasuk rate empat bintang lebih di komunitas goodreads.
Untuk, film. Tetap, kita nggak bisa mengharuskan sebuah film yang diangkat dari sebuah novel...harus mirip 100%. Mungkin film itu ada sisi lain, yang di novel mungkin tidak ada atau sebaliknya. Tapi...ada satu kesamaan yang aku suka dari versi novel dan versi film. Tokoh Abi Usman. Ini satu-satunya tokoh yang wajar dan apa adanya. Mengalir begitu tulus dalam setiap alur cerita. Dalam versi novel atau film, Tokoh Abi Usman...satu-satunya tokoh yang bikin hati terasa nyeri, sedih dan nangis T_T; Apalagi di versi film akting Reza hardian...bagus banget. Merinding banget, ngeliat adegan yang tergambar jelas. Belum lagi detik-detik gempa dan Tsunami.
Satu dari teman kecilku, Mayang namanya. Dia menjadi salah satu korban tsunami aceh. Dia waktu sekolah SD jadi anak yang paling pintar di kelas. Waktu tsunami aceh terjadi, dia sedang kuliah di sana. Dan keluarganya di Jakarta, yang rumahnya nggak jauh dari rumahku....Langsung ngasih kabar, Mayang nggak bisa dihubungi. Menunggu, dan menunggu kabar.....tetap nggak ada kabar. Akhirnya, keluarga mengadakan tahlilan ghaib. Karena mereka yakin anaknya meninggal dalam tragedi tsunami aceh. Kalau ingat berita ini, jadi sedih....
Aceh, dengan segala mukjizat Allah...pasti akan bangkit kembali.
Oh, ya...untuk alur ceritanya sendiri. Bisa langsung baca novelnya atau coba intip beberapa review yang udah banyak beredar. Aku ngasih rate bintang empat untuk ceritanya, karena punya pesan moral yang sangat baik. Belum lagi novel ini mengingatkan kita untuk shalat dengan khusyuk, ikhlas dan karena Allah.