Film klasik tahun 1947. Film hitam-putih. Tapi walaupun gambar hitam putih, tidak mengurangi bagusnya film ini. Eh tapi, waktu aku nonton Gone With the Wind tahun 1939 udah berwarna ya? Kenapa ini enggak?
Lanjut....
Dulu emang pernah denger film ini, tapi nggak pengen nonton. Dan sampai akhirnya aku pengen nonton, itu gara-gara banyak yang repinned poster film ini di board yang ada di pinterest-ku. Heran, kenapa banyak repin, dan bilang filmnya bagus. Akhirnya aku buka google dan cari info tentang film ini. Masuk imdb, ratingnya tinggi. Cukup alasan buat ditonton. Cari lagi yang udah bikin review film ini, kebanyakan yang review orang-orang luar. Ulasan mereka, semakin membuatku tertarik untuk nonton.
Ternyata filmnya, susah didapat T_T
Tapi suatu hari....
Pas kebetulan aku buka youtube, ada sugestion videonya film It’s a wonderful life. Oh, ya. Ini berarti ‘hidayah’ supaya aku nonton film ini. Dapatlah filmnya.
Sayangnya....aku sibuk banget belakangan ini, jadi belum sempat nonton. Udah aku tonton sebentar, itu juga baru ¼ aja. Sisanya...tertunda...tertunda...dan tertunda. Agak aneh karena adegan di awal film, ternyata bagian dari akhir cerita. Lalu ada percakapan antara Tuhan dan Malaikat kelas dua yang belum mempunyai sayap, namanya Clarance. Untuk mendapatkan sayap, Clarance diberi tugas oleh Tuhan, untuk membantu seorang pria yang berada di bumi. Pria bernama George Bailey, sedang mengalami kesulitan dalam hidupnya. Dia merasa sudah berada di ujung harapan. Dan pilihan yang dia punya hanya ada dua. Pertama adalah mati bunuh diri, kedua adalah dia berharap tidak pernah dilahirkan.
Saat George Bailey akan bunuh diri dengan melompat ke sungai yang dingin, dan di saat salju turun di malam natal, Clarance turun ke bumi sebagai Guardian Angel-nya George yang sudah putus harapan. Siapakah George Bailey? Kenapa Tuhan sampai ingin menolong George Bailey?
George Bailey adalah seorang pria yang sangat baik. Saking baiknya, dia rela melakukan apapun untuk membantu keluarga, teman, dan siapapun yang butuh bantuan. Di malam natal saat dia mengalami musibah untuk yang kesekian kalinya, dia benar-benar putus asa. Dia pergi menjauh, dan berniat akan bunuh diri. Tapi Clarance – si Guardian Angel, datang ‘menyelamatkan’ George. Dia pun gagal untuk bunuh diri. Setelah mengobrol dengan Clarance, George menceritakan masalahnya. Dia tahu, Clarance tidak bisa memberi bantuan berupa uang $ 8000 yang dia butuhkan saat itu juga. Kemudian, George Bailey mengatakan harapan – sekaligus pilihan yang dia anggap sebagai jalan keluar kedua setelah gagal bunuh diri.
Clarance menyampaikan harapan George Bailey kepada Tuhan. Dalam sekejap. George Bailey dihapus dari dunia. Dia tidak pernah dilahirkan. Itu secara sejarah. Karena secara fisik, George Bailey masih ada di bumi. Tapi dia bukan siapa-siapa. Dan kenyataan itulah yang berusaha ditunjukan oleh Clarance. George Bailey tidak pernah lahir ke dunia. George Bailey yang sudah bukan ‘George Bailey’ lagi, kembali ke lingkungannya. Dia berusaha menolak apa yang baru saja dikatakan oleh Clarance. Dia berusaha meyakinkan semua orang kalau dia adalah George Bailey. Sayangnya, Tuhan berkehendak atas segala apapun yang terjadi di dunia ini.
Dalam keadaan linglung, George Bailey mengunjungi kerabat dan keluarganya satu persatu. Dia diperlihatkan, bagaimana kehidupan di lingkungan tempat tinggalnya karena George Bailey tidak pernah dilahirkan. Keadaannya, tidak lebih baik dari sewaktu George Bailey ada di dunia. Harry Bailey - Adik yang dulu ditolongnya saat jatuh ke kolam ketika berseluncur es, ternyata sudah meninggal saat berumur sembilan tahun. Adiknya meninggal, karena George tidak pernah dilahirkan dan tidak ada untuk menolong Harry. Kenyataan itu membuat George terpuruk. Bahkan Ibunya menjadi seorang janda yang menyedihkan. Pamannya George – Billy, dikatakan berada di rumah sakit jiwa karena tidak berhasil menyelamatkan perusahaan peninggalan Papanya George. Tuan Gower yang dulu ditolong George, sehingga tidak jadi tidak sengaja membunuh seorang anak pasiennya, sekarang hidup di jalan menjadi gelandangan. Karena George Bailey tidak dilahirkan, maka tidak ada yang mencegah Tuan Gower dengan kecelakaan salah obat, dan tidak ada yang mencegahnya agar tidak masuk ke dalam penjara karena tuduhan pembunuhan.
Yang paling tragis adalah Mary Hatch – Istri yang sangat dicintai oleh George... ternyata tidak pernah menikah karena George tidak pernah dilahirkan. Mary menjadi perawan tua, dan seorang kutu buku di perpustakaan. George semakin terpukul, saat datang ke rumah bobrok yang dulu dibangunnya bersama Mary ternyata tetaplah menjadi sebuah banguan tua yang usang dan bobrok. George sedih! Dia ingin kehidupannya yang dulu kembali, Ibunya, Adiknya, Pamannya, Teman-temannya, Istrinya, dan anak-anaknya. George lebih baik menderita daripada melihat orang-orang yang dicintainya menderita. Tuhan mengabulkan permohonan George. George Bailey, kembali lagi ke dalam kehidupan.
Jujur, aku hanya nangis karena nonton film yang sedih. Belum pernah aku nangis saking terharunya melihat sebuah adegan yang penuh kebahagian. Ending film ini benar-benar sangat bagus. Sangat mengharukan. George Bailey, meraih kembali kebahagiannya.
Saat George pergi hendak bunuh diri, ternyata Mary menghubungi teman, keluarga dan kerabat yang mengenal George Bailey. Dia mengatakan bahwa George sedang mengalami kesulitan. Mereka semua membantu George. Bukan hanya uang $ 8000 yang berhasil didapat George dalam semalam. Tapi berkali-kali lipat dari apa yang dia butuhkan! Bahkan menjadikannya sebagai orang terkaya di lingkungannya.
Ada satu lagi adegan yang sangat membuatku terharu sampai meneteskan Air mata. Waktu George menikah dengan Mary, dan mereka akan pergi untuk berbulan madu. Namun sayangnya, George kembali menghadapi masalah. Dia gagal pergi berbulan madu, dan membereskan masalahnya di kantor peninggalan almarhum ayahnya. Mary menelpon, dan menyuruh George untuk pulang ke rumah. George bingung, rumah mana? Mereka baru menikah dan belum mempunyai rumah baru. Ternyata Mary memberi sebuah kejutan. Rumah bobrok yang jendelanya dulu pernah dilempar batu oleh George, berusaha ‘disulap’ Mary menjadi sebuah hotel bintang lima. Padahal kondisi rumah itu, begitu rusak parahnya...apalagi saat itu sedang musim hujan dan bocor dimana-mana. Belum lagi sarang laba-laba yang ada dimana-mana. Tapi, melihat Mary yang sudah menyiapkan malam di gubuk baru mereka, sudah sangat membuat George senang dan merasa sangat beruntung bisa menikmati hidup.
Film ini mengandung banyak pesan moral. George selalu membantu orang lain, siapa pun tanpa terkecuali. Berkat keteguhan hatinya, di kemudian hari George mendapat balasan atas semua kebaikan yang dilakukan pada semua orang di sekelilingnya. Sikap George yang pantang menyerah, juga patut dicontoh. Setelah masalah satu beres, muncul masalah yang lain, dan yang lainnya lagi. Apapun itu, kita tidak boleh menyerah. Apalagi kalau kita mempunyai teman. Teman adalah orang yang bisa membantu kita saat kita kesusahan. Oleh karena itu bersikap baiklah pada siapapun karena mereka dapat menganggap kita sebagai teman.
Selain pesan moral dalam lingkungan sosial, pesan-pesan lain dalam segala hal juga sangat patut dicontoh. Pokoknya film ini bagus banget. Aku kasih bintang 5 + + / 5