***
Mungkin ceritaku ini terdengar seperti fiksi atau terlalu melebih-lebihkan. Tapi, ceritaku ini benar-benar terjadi. Dan itulah sebabnya, aku sangat meyakini agamaku. Entah kenapa juga aku harus menulis cerita ini.
Beberapa hari yang lalu, aku sakit. Kali ini nggak seperti biasanya, karena ternyata istirahat yang cukup sangat tidak membantu. Aku merasa udah agak parah waktu hari kamis, aku nggak bisa tidur (udah aku tulis ceritanya di catatan sebelum ini). Malam itu aku kesakitan, nyeri dan semakin nyeri sampai akhirnya aku nggak bisa masuk kerja. Aku pikir sakitnya bakal hilang setelah satu, dua hari kemudian. Ternyata semakin parah.
Empat hari kemudian, tepatnya hari minggu kemarin. Aku merasa sakitku semakin hari semakin parah, bukannya semakin baik. Minggu sore, sekitar jam tigaan aku paksain bangun tidur dan jam empat aku mandi. Habis mandi, aku ke kamar lagi dan ngerasa kepalaku pusingnya teramat sangat pusing. Yang bikin aku lebih terkejut adalah aku melihat darah! Tanganku gemetar, tapi tetap aku bersihin darahnya sambil nangis dan merintih kesakitan. Udahlah dari situ, aku semakin panik karena sebelumnya nggak ada darah…sore itu ada darah, dan itu udah masuk hari ke empat aku sakit. Sejam kemudian, aku tiduran lagi karena nggak kuat sama kepala yang pusing bikin aku mataku terasa berat. Habis itu aku nangis, saat tidur itulah aku ngerasa saraf-sarafku terasa nyeri, sakit, perih dan sakiiiiittt banget. Aku merintih sendirian di kamar dan hampir lari keluar kamar terus teriak minta di bawa kerumah sakit karena sakitnya udah keterlaluan. Tapi, aku nggak bisa bangun karena nahan rasa sakit yang luar biasa itu. Jadi, aku terus merintih, menangis dan akhirnya berdoa. Aku mohon sama Allah SWT untuk menyembuhkan penyakitku. Aku benar-benar sangat memohon, dan saat itu aku ngebayangain kalau aku di rumah sakit, pasti aku langsung masuk ruang ICU atau mungkin aku langsung menjalani operasi. Ngeri banget bayangin itu. Anehnya, aku terus-menerus berdoa….berdoa dan berdoa sambil nangis dan nahan rasa sakit.
Beberapa lama kemudian, mungkin sekitar limabelas menit…aku tiba-tiba bangun. Terus aku ambil bed cover yang udah aku lipat-lipat, aku tumpuk di atasnya guling, terus bantal. Aku duduk menyadar di tumpuk-tumpukan itu, dan nggak sadar aku ketiduran. Waktu bangun, kamarku udah gelap dan aku ngelihat jam di handphone ternyata udah jam tujuh malam. Kira-kira aku ketiduran sekitar selama satu jam. Sesuatu yang aneh baru aku rasain beberapa menit kemudian. Aku ngerasa badanku sedikit lebih ringan dan rasa sakit itu hilang. Aku diam dan menyadari sesuatu dan akhirnya aku mengucap syukur. Karena saat itu, aku baru aja mendapat sebuah mukjizat…Allah SWT benar-benar memberi aku kesembuhan. Subahanallah….
Detik itu juga aku nangis. Bukan menangis karena sakit lagi, tapi terharu. Sejam yang lalu, aku merintih sambil guling-gulingan karena nahan rasa sakit…dan sejam kemudian…rasa sakit itu hilang. Padahal, aku udah ngebayangin hal-hal buruk kalau sampai hari ini sakitku belum hilang. Kerjaanku beberapa hari kemarin terbengkalai begitu aja. Udah pasrah banget deh minggu kemarin. Walaupun hari ini belum sembuh seluruhnya, tapi setidaknya lebih baik dari minggu kemarin. Badan rasanya remuk setelah bisa bergerak lagi.
Ya Allah, sejak sore itu…bukan, sejak beberapa bulan belakangan ini aku emang ngerasa ada sisi diriku yang sedikit religius. Aku sadar, masih lalai dalam beribadah tapi niatku untuk berubah lebih baik nggak akan pernah lalai.
Seperti yang sebelum-sebelumnya aku bilang,
I’m not alone, Allah always beside me, to help me, and help me.