Kalau dipikir-pikir, kenapa aku sampai harus nangis dan menyesal ya? Padahalkan semuanya, ulahku sendiri...coba sikapku lebih bijaksana. Pasti aku nggak akan selalu merasa menyesal setiap kali ada orang yang mungkin/pasti sakit hati gara-gara sikapku. Sebenarnya mudah, nggak usah peduli aja sama aku. Nanti aku juga begitu. Tidak saling mempedulikan satu-sama-lain. Tidak akan yang merasa selalu tersakiti. Tidak akan ada beban di hati.... Sayangnya, nggak bisa begitu. Nggak saling membenci, tapi selalu ada yang tersakiti atau merasa tersakiti. Nggak pernah komunikasi tapi masih saling peduli. Pura-pura nggak peduli...tapi selalu sayang. Selalu... sampai kapan perasaan kayak gini akan selalu ada? Mungkin selamanya. Selamanya aku akan menyesal. Padahal, setengah dari diriku nggak mau ini terus berlanjut. Masih berharap ada perubahan dengan mengatakan maaf, dan sayang. Tapi setengah diriku lagi...terlalu egois.
Aku tahu, pagi ini aku melakukan dosa. Lagi...
Aku merasa sedih karena udah nyakitin perasaan seseorang, udah bikin orang sedih. Yang sebenernya aku juga ikutan sedih karena ulahku sendiri. Aku nggak bisa berhenti nangis daritadi. Padahal aku udah mohon, supaya Allah menguatkan hatiku...supaya aku tahan untuk nggak nangis. Tapi karena hal ini udah sering terjadi, aku nggak bisa nahan diri untuk nggak nangis. Selalu ada seseorang yang kelihatannya benci sama aku, tapi kadang kelihatan sayang. Aku coba untuk nggak peduli, tapi setiap aku menjauh...perhatiannya jadi lebih. Bahkan, waktu aku kira, aku udah bertingkah sangat buruk...ternyata sikapnya padaku tetap baik. Waktu aku bersikap baik, kadang dianggap buruk. Aku udah coba untuk nggak selalu berpikiran negatif. Tapi karena hampir nggak pernah ada komunikasi, semuanya jadi serba salah. Yang sebenarnya benar adalah...kami saling menyayangi. Setiap tetes airmataku, adalah luka. Hanya Allah yang tahu, sudah separah apa hatiku tergores oleh setiap luka. Tapi sampai detik ini aku masih bertahan, yang pastinya karena kuasa Allah. Di rumahku, ada burung yang bawel banget. Namanya Jelly. Tapi hari sabtu kemarin, aku dikasih tahu adekku, katanya burung itu mati lemes :'(
Jelly nggak mau dikasih makanan lain, dia cuma mau jangkrik. Karena keponakanku lagi sakit, adekku lupa beli jangkrik....dan mati. Huhu. Padahal itu burung peninggalan ayahku. Satu-satunya yang masih hidup. Lebih tragis lagi, pas tadi pagi....burung peliharan keponakanku, hilang satu :'(((((((( Padahal itu love bird yang imut banget, udah lama hidup. Hampir setahun, di kandang. Kalo malem, mereka tidur dengan berdampingan gitu. Kayak pelukan, kepalanya saling bersandar. Dan Love bird itu....burung yang tenang. Makanan pun nggak rewel, dan sekarang tinggal satu! Kasihan banget pasangannya, jadi tidur sendirian T______T Nggak mungkin lepas dari kandang, karena kalau lepas...pintu terbuka, atau dua-duanya hilang. Terus ada yang tega ngambil burung itu? Kenapa cuma satu yang diambil???? Kasihan banget pasangannya :'( Pernah bertemu atau punya rekan kerja yang merusak harimu, waktumu, kerjamu, dan merusak segala-galanya?
-Aku pernah. Udah aku bilang, untuk mengerjakan ini. Tapi dia malah mengerjakan itu. Udah aku bilang seperti ini, tapi dia malah seperti itu. Rasanya, aku hampir nggak percaya. Kok bisa sih ada orang kayak gitu? Gimana dia dengan keluarganya atau orang terdekatnya? Gimana mereka bisa hidup dengan orang seperti itu. Aku nggak ngerti. Menurutku, dia ini sumber masalah. Celakanya, setiap kali aku berusaha untuk menjauh dari sumber masalah ini, dia udah lebih dulu buat masalah dan aku harus membereskan masalahnya. Aku bukan tipe orang yang suka lari dari masalah. Tapi......Ya Allah, aku berharap bisa menjauh dari sumber masalah ini. Dia udah cukup rusak untuk diatur. Aku bukan nggak suka dia secara personal, aku hanya nggak suka dengan cara kerjanya. Well, mungkin udah terlalu sangat sering, aku membicarakan dia dengan teman-temanku. Mereka hanya bisa berharap, aku segera menjauh. Itulah yang aku lakukan saat ini. Hhh, tadi rasanya kemarahanku meledak ke permukaan. Tapi aku tahan, dan ternyata...lumayan cukup bisa diredam. Marah, nggak akan menyelesaikan masalah. Tadi pagi, aku lagi ngelihat keluar jendela. Terus tiba-tiba....kayak ada kecelakaan gitu. Mataku udah minus, nggak gitu jelas kalau ngelihat jarak jauh lebih dari 10 meter. Tapi setelah diperhatiin baik-baik, mulai kelihatan ada anak kecil tergeletak di jalan. Si anak nangis. Motor dan mobil berhenti. (Ini Posisi aku masih duduk diam sambil nahan nafas karena syok.)
Terus, ada orang yang baru bangun juga dari jalan, pake baju merah. Aku pikir dia bapak yang nabrak, karena dia berdiri mematung. Lalu orang-orang mulai menepi di trotoar, dan teriak. Si anak digendong, dan menyebrang ke tengah jalan, dan detik itu juga aku langsung teriak "O my God! ITU CIA!!" Aku langsung lari keluar, gemeteran....aku ngebuka pintu. Cia digendong sama bapak2, ada ibu2 juga yang nemenin, aku nahan pintu, terus opungnya nyusul, dan digendong juga. Dua-duanya nangis. Aku gemetaran karena sempet lihat muka Cia berdarah..................selanjutnya aku teriak waktu ngelihat pembantunya opung "Bibi! CIA! OPUNG!" Si bibi nangis, muter-muter gak jelas, nelpon siapa aku gak tahu. Aku disuruh manggil siska, aku lari ke atas masih dengan gemetaran. "SISKA! SISKA! TURUN! Opung kecelakaan!" Aku masuk lagi ke klinik. Opung sama Cia udah tiduran. Mereka juga masih nangis. Aku bingung, masih gemetaran, dan aku duduk. Bingung. Dan debaran jantung juga naik berkali-kali lipat. Bahkan, jari tanganku jelas banget gemetarnya. Nggak lama kemudian, aku tenang, dan ternyata si penabrak ini masih anak-anak....masih sekolah sekitar SMA. Ya ampun.... Setengah jam kemudian, anaknya opung pada dateng, Disidang deh itu anak. Aku jadi mulai kasihan. Si anak emang salah...karena belum punya SIM tapi bawa motor. Orangtuanya anak, dipanggil. Bahkan....belum lama tadi, aku lihat ada polisi. Ini makin runyam urusannya. Si opung dan Cia kayaknya lagi di bawa ke RS untuk check up lebih lanjut. Si anak yang nabrak, masih ditahan sama keluarganya opung. Dia salah sih emang, cuma aku kasihan. Aku juga kasihan sama opung. Dua tahun lalu, suaminya meninggal, tahun kemarin, anaknya sekaligus papanya Cia juga meninggal :( Tadi aku gemetaran, karena takut Cia kenapa-napa. Tapi kayaknya baik-baik aja. Dia ngejerit waktu dikasih pertolongan pertama. Semoga gak apa-apa ;( Cowok....yang nganterin Mamanya belanja...lebih keren berkali-kali lipat, daripada nganterin pacarnya belanja! Tapi nggak mesti cowok juga sih. Pokoknya, anak yang nganterin orangtuanya belanja itu sangat istimewa sekali.
Ibuku aja kalau belanja selalu dianterin sama adek. Tapi kalo belanjanya jauh...kalo cuma ke tukang sayur deket rumah, ya nggak perlu juga sih...tapinya juga...kalau anaknya lagi nggak ada di rumah...ya belanja sendiri juga =__=" Hh.... beberapa malam lalu, waktu aku pulang kerja. Ada seorang ibu yang baru aja keluar dari swalayan deket rumah. Si ibu ngebawa dua kantong besar belanjaannya. Terus sepertinya sangat kesusahan banget. Lalu ibu itu mengeluarkan satu kantong plastik hitam yang lebih besar dari dua kantong belanjaannya. Pas, mau masukin dua kantong plastik belanjaannya ke kantong plastik hitam besar...belanjaannya hampir tumpah ke jalan :( Kasihan kan....itu anaknya pada kemana coba? Ibunya belanja malem-malem nggak ada yang nganterin. Bawa belanjaan banyak pulakkkkk :( Lebih suka versi Glee, karena vocalnya lebih soft, lebih girly, tapi tetap powerful. She's just a girl and she's on fire Aku baru tahu...kalo kita punya akun di google, dan membuka www.google.com di hari ulang tahun kita, tampilan google doodle adalah ucapan selamat ulang tahun untuk si pemilik akun yang lagi login. Akun google-ku nggak pernah di sign out. Tadi pas buka, aku heran...waktu lihat google doodle hari ini. Tulisannya 'Happy Birthday Meimei!' Masih sempet mikir...siapa yang namanya...dan ulang tahunnya...sama persis denganku? Pas aku klik google doodle-nya...ternyata itu ucapan untukku.................................
Oh, aku hari ini ulang tahun ya? Iya...karena sekarang tanggal sembilan april. Tadi buka email juga ada ucapan, tapi yang terharu tadi sih.....ada sms ucapan selamat. Cuma itu nomornya nggak aku save atau si pemilik ganti nomor ya? Kebiasaan burukku banget. Nggak pernah save nomor orang. Alasannya, kalau cuma sms/telepon sesekali aja, ya nggak usah di save. Phone book di handphone-ku udah penuh, ya itu di sim card dan di memory handphone. Udah terlalu kebanyakan dan aku pusing sendiri lihat kontak yang buanyaakkkk kayak gitu. Mesti scroll jauh-jauh kalo mau cari nomor yang aku lupa ketik namanya apa. Lagipula, biasanya tanpa aku simpan pun, aku tahu siapa yang sms walaupun cuma nomor aja....kalau sering sms pasti lama-lama aku hafal nomornya. Eh? kok jadi ngomongin nomor ponsel sih? Erw, ponsel...kebiasaan ngetik novel. Menghindarkan kata handphone, jadi aku sebutnya ponsel dan kebawa-bawa deh....sampe kemana-mana -__- Kadang orang di sekitarku suka aneh, kalo denger/baca kata ponsel. Mereka lebih sering sebut HP atau henpon. Aku mana bisa nyebut itu di novel. Muehehe...makin OOT ini. Ya sudahlah, happy birthday to me :) Tadi baca kisahnya Mak Tun dan Anjing-anjingnya. Sedihhhhh :((((
Masih ada orang baik seperti Mak Tun. Pasti masih ada..... *** Lagi iseng buka Yahoo, ada artikel Mak Tun. Pas dibaca, mata langsung berkaca-kaca. Nama aslinya adalah Sri Susanti (55), biasa dipanggil Mak Tun. Dulu setelah warungnya di Kali garang digusur, beliau pindah ke sebuah pemukiman. Karena kesepian, Mak Tun memelihara dua ekor anjing. Edo (Jantan) dan Belang (Betina) akhirnya beranak-pinak sampai banyak. Setelah Mak Tun memiliki 20 ekor anjing, tetangganya mulai resah sama anjingnya Mak Tun. Takut kena virus flu burung atau sejenisnya. Karena Mak Tun sudah terlalu sayang sama anjing-anjing yang sudah seperti anak-anaknya sendiri...beliau khawatir kalau anjingnya terancam diculik dan dibawa ke penjual daging anjing. Dengan 'profesi' sebagai pemulung, Mak Tun memutuskan untuk pindah dan tinggal di bawah jembatan bersama semua anjingnya. Bahkan uang hasil kerjanya digunakan untuk memberi makan anjing-anjingnya. Hari pertama pindah ke bawah jembatan, katanya hujan deras. Empat ekor anak anjingnya yang masih kecil, digendong Mak Tun dan sisanya merapat ke tembok penyangga jembatan. Mak Tun yang takut kalau air sungainya meluap dan anjingnya terseret air sungai, cuma bisa bertahan sampai hujan reda. Setelah beberapa lama tinggal di bawah jembatan, anjingnya mulai berkurang. Mati karena sakit atau tenggelam di sungai. Udah gitu...anjingnya juga gak disukai warga sekitar jembatan. Kasihan lihat anjingnya yang sakit, anak anjingnya juga lucu-lucu... Tapi akhirnya...setelah berita tentang Mak Tun beredar di Internet, Mak Tun dan anjingnya mendapat penampungan yang layak. Cerita selengkapnya.... disini Pagi-pagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..........
Eh? jam 10 lewat banyak masih pagi kan? ;D *Diulang* Pagi-pagiiiiiiiii udah nonton MV lagu sedihhhhhhhhhh. HUAHAHAHA. (Sedih kok malah ketawa ya??) Karena aku lagi nggak merasa sedih sih... ^^; Waktu itu, aku pernah nonton film. Ada seorang cewek yang kuliah di bidang seni gitu. Buat film dan nulis cerita, atau mungkin skenario film gitu. Nah, si cewek ini suatu hari disuruh sama Dosennya untuk ngebuat sebuah cerita dengan genre romance. Sebuah kisah percintaan yang romantis. Tapi sayangnya, kehidupan percintaan si cewek ini sedang tidak romantis. Dia ada masalah sama cowoknya, dan akhirnya itu menimbulkan efek sama cerita yang lagi dia tulis. Suatu hari, si cewek ini ditanya sama temennya. "Gimana skenario film percintaan yang kamu buat?", lalu dijawab "Gagal." si cewek berkata pasrah. "Kenapa?" si teman bertanya lagi. "Karena aku disuruh untuk membuat sebuah kisah percintaan. Sedangkan, di akhir cerita aku membuat hubungan kedua tokoh utamanya putus. Menurut Dosenku, itu adalah cerita yang gagal. Sebuah kisah cinta, haruslah berakhir dengan bahagia." See the point?? "Sebuah kisah cinta, haruslah berakhir dengan bahagia" Masa sih?? Emang ada ya aturan gitu? Berarti genre romance harus selalu happy ending? Kalo nggak happy ending nggak bisa disebut romance? Tapi aku sih enjoy aja tuh cerita cinta yang happy ending atau sad ending. Buatku sad ending nggak masalah untuk cerita romance. Aku cuma nggak suka sad ending dalam cerita/film action! Alasannya karena.....sepanjang cerita aku udah deg-deg-an, geregetan nunggu penjahatnya mati, ehh....ini malah jagoannya yang mati X( Erw, balik ke MV yang sedih itu. Yang tadi aku tonton. Video tentang cewek & cowok yang pacaran/tunangan/nikah. Entahlah, lagunya pakai bahasa cina sih. Nggak ngerti bahasanya. HAHA. Cuma nonton videonya aja. :p Jadi, dalam Video itu ceritanya si cowok sayang dan cinta banget sama si cewek yang kelakuannya nggak baik. Si cowoknya ini, sering pakai handycam untuk ngerekam ekspresi si cewek dan ceweknya nggak suka. Padahal si cowoknya itu kayak mau nunjukin rasa cinta dia. Si ceweknya suka clubbing dan drinking with her friends...sampai berantem pula. Tapi si cowoknya tetap sabar ngadepin ini cewek. Walaupun ceweknya marah-marah karena si cowok sok ngatur kehidupan dia. Sampai akhirnya, si cowok diam-diam pergi dari rumah yg mereka tinggalin bersama. Si cewek mulai merasa kesepian. Tapi akhirnya si cowoknya balik lagi. Sayangnya, dia udah sekarat. Ternyata selama ini dia sakit parah, kayaknya sih kanker. Si ceweknya nyeseeeeeeel. Apalagi setelah ngelihat handycam-nya si cowok. Makin nyesel karena cowoknya meninggal :( Sekian. Nggak tahu itu lagu judulnya apa, penyanyi siapa. Tapi yang jelas, cowoknya cakep sih...hahaha. Terus inti tulisan ini apa Ya? -__- Intinya...cinta sama tragedi itu nggak bisa dipisah kan? |
Authorhttp://about.me/meibee Archives
May 2016
Categories
All
|